Ketika Cinta Itu ………………. - Niswa Djupri

Breaking

Jumat, 24 Juni 2011

Ketika Cinta Itu ……………….

Ketika cinta itu percaya, percayalah bahwa dia selalu mencintaimu, “anytime and anywhere”. Biarkan dia berbuat apa yang dia inginkan asal itu positif untuk masa depannya. Karena apa yang ia lakukan juga demi masa depanmu juga.

Ketika cinta itu tulus, maka kamu mampu mencintainya lebih dari mencintai dirimu sendiri. Akan tetapi dimana saatnya kamu harus berhenti, bukan karena dia telah menyakitimu, melainkan karena kamu sadar bahwa dia lebih bahagia apabila kamu melepaskannya. Untuk itu, jangan buat dia menangis atau bersedih, karena suatu saat nanti airmata kesedihannya akan dihapuskan oleh orang lain yang lebih mampu membuatnya tertawa dan bahagia lebih dari yang kamu berikan kepadanya.

Ketika cinta itu jujur, maka berbicaralah apa adanya tentang apa yang kamu rasakan meski pahit sekalipun. Berusahalah sebaik mungkin bagaimana cara menyampaikan maksud hatimu. Karena kejujuran adalah hal yang kecil tapi mampu menghasilkan hal besar. Kamu dan dia membutuhkan hal kecil yang terkadang dianggap remeh. Betapa banyak orang yang terlalu focus ke hal yang besar dan melupakan hal kecil tapi kemudian gagal. Karena hati manusia lebih membutuhkan hal-hal kecil setiap harinya untuk menjaga ketetapannya.

Ketika cinta itu sabar, maka ketika menunggu dia datang, kamu dengan rela tanpa mengeluh sedikitpun dan tanpa emosi sedikitpun. Dan ketika dia belum datang juga, bertanyalah kepadanya kenapa dia datang terlambat bahkan mungkin tidak datang. Siapa tau dia ada sesuatu yang belum atau tidak bisa diceritakan. “Positif thinking”lah..!!

Ketika cinta itu ikhlas, maka ketika kamu ingin sesuatu darinya, kamu tidak memaksa. Biarkanlah dia memberikan apa yang dia mampu saat itu. Karena percayalah, bahwa dia selalu berusaha memberikan sesuatu apa yang kamu minta, bahkan jika dia mampu, dia akan memberimu sesuatu yang tidak kamu minta sekalipun. Tidak baik jika kamu memaksa, karena itu berarti kamu merasa lebih mampu memberikan cinta yang lebih dibandingkan cintanya yang diberikan kepadamu, padahal faktanya belum tentu.

Ketika cinta itu perlindungan, kamu selalu melindungi kehormatan dia. Cinta tidak karena nafsu. Tapi cinta berdasarkan sikap beribadahmu kepada Tuhan. Anggaplah cintamu itu adalah permata, untuk itu lindungilah dari seseorang yang tidak berhak menjamahnya. Termasuk kamu, tahanlah dirimu jika kamu juga belum berhak menjamahnya. Jangan biarkan selayaknya bunga yang indah namun nilainya tak sebanding dengan permata itu sendiri.

12.04 Wita
Denpasar, 24 Juni 2011
Niswa M. Djupri