Fidget Spinner Bukan Mainan Biasa - Niswa Djupri

Breaking

Rabu, 07 Juni 2017

Fidget Spinner Bukan Mainan Biasa


Anda pasti tahu bahwa cara belajar anak berbeda-beda. Dan taukah Anda bahwa tidak semua anak bisa belajar sambil duduk manis?





Biasanya sih anak-anak bermodul kinestetik, yang lebih cepat belajar kalau praktek atau dipraktekkan, yang kalau di kelas duduknya di belakang dan biasanya ribut. 😁





Kalau Anda kesal sama mereka ini. Mungkin karena Anda agak belum bisa memahami keragaman belajar anak-anak dan belum tahu cara mengatasinya.





Begini.. proses belajar anak itu berbeda-beda. Beberapa anak harus menfilter gangguan sensorik yang muncul. Masih banyak orang kurang paham kalau tidak semua anak bisa belajar sambil duduk manis.





Jika kita menjelaskan sesuatu ke anak atau mengajaknya berbicara, pernahkah Anda lihat anak-anak lebih suka bergumam, tangan ketuk-ketuk meja, menggerakkan kaki secara berulang-ulang, melilitkan rambut ke jari, atau memainkan jari tangan.?


Jangan keburu marah dulu, memang anak-anak yang seperti ini cara belajarnya beda dengan kita yang bisa belajar sambil duduk manis.





Sekali lagi saya katakan bahwa tidak semua anak bisa belajar sambil duduk manis.


Jika Anda menjadi orang tua atau kakak dari anak-anak yang seperti saya sebutkan di atas, maka berikan dia fidget spinner.





Apa itu fidget spinner?













Fidgeting dalam bahasa inggris artinya gelisah, yang dimana secara ilmiah adalah tindakan bergerak yang secara tidak sadar dilakukan seseorang akibat kegelisahan, kebosanan atau kombinasi dari keduanya. Fidget sendiri secara umum disebabkan oleh gen bawaan sejak lahir atau bisa juga akibat dorongan alam bawah sadar seseorang.





Fidget spinner bukan mainan biasa. Fidget Spinner mampu meredamnya menjadi gerakan motorik, sehingga anak-anak bisa lebih fokus berkomunikasi dengan gurunya ataupun dengan Anda sebagai orang tua.





Jadi, lebih baik bersabar menghadapi anak-anak seperti ini. Yuk mulai sekarang, hargai keberagaman cara belajar anak-anak.





Niswa Djupri


Denpasar, 7 Juni 2017


- www.nis-wa.com