Orang Tua... Konselorku - Niswa Djupri

Breaking

Senin, 09 April 2012

Orang Tua... Konselorku

Materi disampaikan oleh Supirman Kuswinarno, S.Psi
Pada kegiatan Talkshow Dharma Wanita Kabupaten Jombang Tgl. 7 Juli 2005
di Pendopo Kabupaten Jombang


Menjadi orang tua yang bisa diterima oleh anak adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikkan, mengapa demikian? Sebab dengan demikian kita menyadari sikap diri kita dan siapa anak-anak kita.

PROFIL ORANG TUA YANG BERTANGGUNG JAWAB

1. Ketekunan
Orang tua hendaknya punya kekuatan untuk tergantung pada anaknya sebelum anak itu cukup dewasa. Memiliki kekuatan emosiaonal untuk bisa memberikan limpahan kasih sayang. Memiliki tenaga jasmani untuk memenuhi tuntutan peran sebagai orang tua.

2. Kepekaan
Untuk menangkap kebutuhan anaknya, orang tua tidak membutuhkan buku atau aturan tapi cukup menggunakan naluri yang kita miliki. Orang tua juga harus peka dengan kebutuhan mereka sendiri.

3. Rasa sosial
Orang tua hendaknya mudah didekati dan ramah. Rumah mereka terbuka, sehingga para tamu termasuk teman-teman anak mereka merasa santai dan disambut hangat.

4. Keterampilan
Orang tua hendaknya terampil secara sosial, dimana mereka tau bagaimana berbicara yang baik, bagaimana bersikap tegas dan mengendalikan perasaan, serta senang berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan anaknya dan terbuka dengan sesuatu ang baru.

5. Dorongan
Orang tua hendaknya memberikan dukungan penuh untuk mengarahkan anak-anaknya ke berbagai kegiatan yang menantang dan menarik asal positif.

6. Keseimbangan
Orang tua ini bisa mengatur hidupnya dengan terencana dimana orang tua mencoba memenuhi kebutuhan pokok anak-anaknya terlebih dahulu sehingga anak-anaknya dapat terdidik dengan baik.

7. Kesuksesan
Kesuksesan ada di tangan orang tua. Ini dapat dicapai jika orang tua punya tujuan yang jelas. Langkah-langkah yang diambil tegas dan tidak bingung dengan berbagai godaan dan tantangan hidup.

PROFIL ORANG TUA YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB


1. Mementingkan diri sendiri
Anak-anak didorong melakukan kegiatan yang bisa membuat orang tua bangga. Anak harus memenuhi kebutuhan (kasing sayang, pengawasan, dll) sendiri.

2. Dengki
Anak menjadi sasaran kemarahan dan sindiran. Orang tua selalu ingin menang dan mengalahkan anak.

3. Sok tahu
Merasa paling tahu tentang anak. Tidak membiarkan anak mandiri, serta tidak mau mengakui kesalahan meski tahu merasa salah.

4. Pesimis
Terlalu sibuk dengan kesalahan dan kegagalan anak sehingga anak-anak kehilangan kemauan.

5. Kesedihan
Selalu sedih sehingga anak-anak kehilangan semangat hidup. Sering berandai-andai sehingga anak mereka kasihan pada orang tuanya.

6. Mengabdi
Melayani semua anggota keluarga, sehingga anak-anak terlalu tergantung dan tidak menunjukkan rasa hormat pada orang tua karena kadang anak-anak memanfaatkan orang tuanya sebagai pesuruh.

7. Enggan berubah
Mengajarkan pada anak rutinitas tanpa adanya tantangan baru, supaya aman. Rasa ingin tahu anak dihambat dengan tidak boleh keluar, main, jalan-jalan sehingga pengetahuan anak terhambat.

PENDENGAR YANG BAIK DAN HINDARI 7 GAYA POPULER ORANG TUA MENGHADAPI MASALAH


Menjadi pendengar yang baik memang terlihat mudah, tapi sulit untuk dilakukan. Mengapa begitu? Untuk menjadi pendengar yang baik saja kita harus sabar dan mnegenal diri kita. Caranya hindari 7 (tujuh) gaya populer orang tua dalam menghadapai masalah, antara lain:

1. Gaya Komandan
Dalam mengawasi anak, orang tua memerintah dan mengancam serta berteriak sana sini.

2. Gaya Penceramah
Orang tua seperti ini senang mengatur dan berceramah secara berlebihan.

3. Gaya Sok Tahu
Gaya ini ada bukan karena orang tua merasa lebih pintar, tapi karena orang tua menganggap anak-anak masih belum memiliki pengetahuan dan pengalaman.

4. Gaya Hakim
Anak-anak harus menurut sesuai keputusan orang tua, tidak peduli benar atau salah, baik atau buruk, bisa atau tidak bisa dikerjakan.

5. Gaya Penyindir
Kadang-kadang tanpa disadari orang tua juga memberikan sindiran yang menyakitkan hati anaknya.

6. Gaya Penghibur
Sekilas, ini gaya yang baik dipakai oleh orang tua. Sayanganya perbuatan tersebut hanya sebagai sogokan saja agar permasalahan cepat selesai.

7. Gaya Pemeriksa
Biasanya orang tua suka bertanya sana sini, memeriksa, lalu menentukan jenis kesalahan secara berlebihan. Sehingga anak merasa dipojokkan.