Sama Atau Tidak, Hari Guru Dengan Hari Dosen? - Niswa Djupri

Breaking

Jumat, 26 November 2010

Sama Atau Tidak, Hari Guru Dengan Hari Dosen?

Hari ini dan hari apapun adalah hari yang luar biasa. Hari ini, yang kata orang-orang ini adalah “hari guru”. Hari di mana di satu hari ini lah guru-guru disanjung tak henti-hentinya, hari di mana satu hari ini guru sangat diistimewakan sampai diadakan upacara bendera dalam memperingati hari guru.

Entah bagaimana dengan hari-hari yang lain. Yang biasa mereka selalu menghadapi generasi penerus bangsa yang berbeda karakter, latar belakang, dan berbeda dalam tingkat kecerdasan, yang terkadang membuat jengkel, marah, dan tak jarang sampai terjadi beberapa kasus kekerasan dari guru kepada muridnya. Tak jarang pula para murid memberi julukan yang tidak baik untuk gurunya, tak jarang pula para murid sengaja membuat guru naik pitam. Ini adalah bukti, bahwa menjadi guru itu tidaklah mudah. Butuh suatu jiwa pengabdian yang luar biasa. Amanah dari Tuhan untuk guru-guru yang seharusnya tidak disia-siakan begitu saja.

Guru, adalah sosok luar biasa. Kalau tidak ada guru, sosok diri yang pintar menulis dan membaca itu mungkin tak akan ada.

Ada pertanyaan dalam diri saya, “Sama atau tidak ya hari guru dengan hari dosen?”.

Nama yang berbeda, antara guru dan dosen. Di sekolah dan di Kampus. Namun Dalam sebuah amanah dan pengabdian, guru dan dosen memiliki peranan yang sangat penting. Bahkan guru dan dosen berada dalam satu perundang-undangan.

Indonesia telah memiliki Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang ini telah mengamanatkan dengan tegas tentang kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga pendidik profesional.

Guru dan dosen memiliki peranan penting dalam sebuah negara. Perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia telah mengajarkan kepada kita semua, bahwa bangsa yang maju, modern, sejahtera dan bermartabat adalah bangsa yang memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang unggul dan maju. Pendidikan yang bermutu memiliki peran sentral dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, tangguh, kreatif dan inovatif. Sumber daya manusia seperti itulah yang akan menjadikan bangsa kita menjadi bangsa yang mandiri, berdaya saing dan memiliki akhlak, serta peradaban yang mulia.

Tentu saja, pendidikan yang bermutu akan sangat tergantung pada keberadaan guru dan dosen yang bermutu, yaitu guru dan dosen yang profesional, sejahtera dan bermartabat. Guru dan dosen yang tidak hanya mampu mempersiapkan generasi saat ini dalam menghadapi tantangan masa sekarang, tetapi juga guru dan dosen yang mampu mempersiapkan generasi muda yang memiiliki kecerdasan, emosional yang tinggi, yang terampil, yang mantap, serta memiliki kemandirian dan daya saing untuk menghadapi tantangan masa depan.

Pendidikan bertumpu pada keberadaan guru dan dosen yang profesional, kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman, serta ketersediaan fasilitas pendidikan yang makin lengkap untuk menunjang proses belajar mengajar yang lebih baik.

Proses pendidikan juga menekankan keseimbangan antara pendidikan akademik dengan pendidikan tata nilai. Pendidikan yang tidak sebatas ditujukan untuk memberantas buta aksara, tetapi juga memberantas buta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Paradigma pendidikan di abad ini menuntut perubahan peran guru dan dosen. Guru dan dosen harus mampu menjadi insan pendidik yang makin profesional, kreatif dan dinamis. Insan yang sanggup menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang inovatif. Insan yang sanggup menunaikan peran multi fungsi sebagai fasilitator, motivator, komunikator, transformator, bahkan sebagai agen perubahan (agent of change). Dengan peran multi fungsi itu, para guru dan dosen diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan teknologi, sekaligus mampu membentuk sikap, jiwa dan karakter para murid dan mahasiswanya agar mampu bertahan di era kompetisi yang semakin ketat. Guru dan dosen yang mampu membawa perubahan peradaban bagi generasi yang sedang tumbuh mekar.

Sosok guru dan dosen di abad pengetahuan, harus ditandai dengan keteguhan iman dan taqwa, tingginya semangat, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta wawasan yang jauh ke depan.

Kemudian di akhir sederetan kalimat ini, saya hanya ingin mengucapkan Selamat Hari guru untuk semua guru dan dosen. Khususnya, untuk semua guru saya di Raudhatul Atfal Nizhamiyah, Madrasah Ibtidaiyah Nizhamiyah, SMP Negeri 1 Ploso, dan SMA Negeri 3 Jombang dan SMA Negeri Ploso Jombang. Tak lupa saya mengucapkan untuk semua dosen-dosen saya di Stikom Bali. Semoga pada hari ini, semakin bulat tekad mereka dalam sebuah amanah dan pengabdian yang luar biasa ini.

Terima kasih atas keikhlasan mereka membimbing saya dan menyampaikan banyak ilmu, mengajarkan etika dan segala yang mereka miliki hingga menjadi seorang Niswa seperti saat ini.

Selamat Hari Guru.. Untuk semua guru dan dosen yang saya cintai..



Denpasar, 25 November 2010
Niswa Ma’rifah Djupri